Kali ini aku mau bahas tentang kebudayaan kita, kebudayaan asli indonesia di jaman jaman sekarang ini. Seperti kita ketahui Indonesia
adalah negara kepulauan, lebih dri 10.000 pulau yang letaknya tersebar hingga
ke pelosok nusantara. Hal ini juga yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak dan berbagai
macam budaya. Budaya budaya itu lahir, di terapkan, kemudian menjadi habit atau
kebiasaan.
Hakekatnya
budaya itu sendiri memang seharusnya di lestarikan, agar supaya generasi penerus bangsa
dapat mengenal lebih banyak tentang identitas bangsanya sendiri. Bicara tentang
budaya, budaya tak melulu tentang segala sesuatu yang berbau tradisional, budaya tuh gak sesempit itu. Lebih luas dari itu karena budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni serta kebiasaan kebiasaan lain yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Perkembangan
teknologi di era modern saat ini pastinya sedikit banyak mempengaruhi budaya
kita, budaya yang sudah diwariskan turun mrnurun dari generasi ke generasi. Pastinya sedikit banyak memiliki dampak mulai dari yang positif hingga negatif. Mengapa
demikian, perkembangan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi mampu
mempermudah penggunanya dalam mengakses apapun yang bertujuan untuk mengenal berbagai macam
budaya kita. Sehigga membuat penggunanya mengetahui lebih banyak lagi tentang
suatu budaya. Kemudian dari sisi negatifnya perkembangan teknologi ini adalah
membuat penggunanya terlena dengan segala macam fiturnya dan mereka lebih asyik
dengan dunia modern yang berkembang sekarang. Hal itu dapat membuat penggunanya
lupa akan budaya bahkan sama sekali tidak mengenal budayanya sendiri.
Bicara soal
budaya di ruang lingkup sekitar saya. Saya mewawancarai seorang ibu yang
bernama Sri Suyati yang berumur lima puluh tiga tahun yang berasal dari jawa
tengah namun sudah lebih dari empat puluh tahun menetap di Jakarta. Beliau mengaku
masih sering memakai bahasa jawa dalam kehidupan sehari harinya untuk berbicara
kepada orang orang terdekatnya. Beliau beralasan jika memakai bahasa jawa dalam
berbicara kepada orang lain itu terasa lebih enak lebih akrab. “ya kalau ibu pake
bahasa jawa pas ngomong sama temen ibu itu, rasanya lebih akrab aja. Jadi enak”
ujarnya.
Ketika ditemui beliau sedang bersiap untuk menghadiri undangan pernikahan.
Ketika
ditanya perihal apakah beliau mengajarkan hal bahasa jawa secara khusus kepada
anak anak nya beliau menjawab,
“Pernah sesekali, tapi gak secara khusus gitu ya kaya kalo lagi santai, lagi ngobrol ngobrol ngobrol keluarga gitu pas mereka lagi pada libur gitu gitu ajasi. Tapi mereka kayaknya cepet lupa soalnya gak biasa. Mereka si seringnya bilang ngerti Cuma gabisa ngomongnya”, ujarnya.
Kebudayaan
yang masih diterapkan hingga saat ini di keluarganya selain berbahasa jawa
yaitu silaturahmi dan berkumpul besama sanak saudara, berpakaian batik dan
kebaya setiap menghadiri undangan pernikahan, memasak dan memakan masakan
tradisional, serta menyetel kesenian khas jawa tengah setiap saat di tape
kesayangannya dan sesekali menonton wayang kulit.
“pake kebaya sama kainnya, masak makanan jawa, nonton wayang suka si kadang kadang. Sama ini nyetel uyon uyon dirumah atau dimobil kalo lagi pergi. Iya sama anak anak juga jadi mereka ya sedikit dikit taulah”.
Di kesempatan yang berbeda saya mencoba menanyakan kepada anak kecil berusia delapan tahunan yang bernama Jason dan Haykal mewakili generasinya saya ingin tahu apakah generasinya kini masih mengenal budaya kita. Dengan pertanyaan singkat disela sela permainan mereka menjawab cepat dengan ekspresi bingung. Dari beberapa pertanyaan mereka hanya mengetahui Jawa sebagai kampungnya (Asal daerah kakeknya) dan Wayang secara bentuk.
Maaf foto ini tidak bisa dipindahin dari kamera.
Dan ya, sangat disayangkan dalam hal ini mereka lebih tau banyak dan mahir dalam memainkan games di gadget nya.
Penjabaran diatas merupakan potret kebudayaan kita pada saat ini. Dimana menerut saya semakin lama semakin tumbuh generasi generasi baru namun sangat disayangkan kebudayanya juga lambat laun memudar terkalahkan oleh budaya budaya baru yang masuk sebagai akibat dari derasnya arus globalisasi.
Betul sekali memang sangat disayangkan keadaan ini. saya tidak ingin menyalahkan siapapun, namun ada baiknya jika kita orang dewasa masa kini lah yang harus menyelamatkannya. Dengan setidaknya kita mengetahui budaya kita sendiri kemudian di perkenalkan kepada generasi generasi dibawah kita semenarik mungkin. sehingga mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk sekedar mengetahui atau bahkan hingga mempelajarinya. Karena sebaik baik pengetahuan ialah yang dibagikan kepada orang lain.
"Jika bukan kita, siapa lagi? Kalo bukan sekarang, Kapan lagi?".
An Nissa
17516966
PSIKOLOGI
1PA01


Mantap nissa. Maju terus budaya indonesia!!!
BalasHapusMantap nissa. Maju terus budaya indonesia!!!
BalasHapusiyak iyak iyak
BalasHapus