Rabu, 30 November 2016

Pandangan Hidup

Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbagan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Semua orang memiliki pandangan hidupnya masing masing untuk menjalani hidup dengan cara yang mereka masing masing inginkan. Setiap orang pasti berbeda beda cara pandang hidupnya. Dari negatif hingga ke positif, namun kita harus tetap menghargai perbedaan itu karena setiap orang memiliki hak yang sama. Diatur dalam UUD 1945 dalam pasal 28 yang berbunyi: 
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”
Yang kemudian masih di jelaskan secara rinci dari pasal 28A sampai 28J

                Saya rasa anak remaja sedari bangku sekolah menengah pertama sudah dapat mengerti dan memahami apa itu pandangan hidup, sudah mampu menjalani hidupnya sesuai cara pandangnya sendiri. Mulai dari dengan siapa dia mau bersosialisasi atau memilih milih teman, akan seperti apakah hasil akademisnya, hingga merangkai cita cita dan berfikir bagaimana cara ia mendapatkannya.

                Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa memang keyataannya pandangan hidup itu bermacam macam, ada yang positif dan tak sedikit pula yang negatif. Cara pandang seorang ahli agama pasti berbeda dengan seorang penjahat. Namun itu semua tidak dapat di salahkan dari segi pandangan hidup tentunya. Itulah pandangan hidupnya mereka masing masing. Yang mungkin menurut kita itu baik, mungkin menurut orang ain itu tidak. Dan mungkin menurut kita itu negatif mungkin tidak untuk mereka yang menjalaninya. 

Lalu Pandangan Hidup seperti apakah yang jadikan pegangan hidup saya


                Saya mengartikan pandangan hidup ini sebagai bagaimana cara saya menjalani kehidupan, koreksi jika saya salah. Apakah yang lain hanya memiliki satu pandangan hidup? Entah, tapi saya punya beberapa.

                Yang pertama saya harus selalu jadi diri saya sendiri dan realistis, dimanapun dan kapanpun.

Always be yourself, express yourself, have faith in yourself, don't go out and look for successful personality and duplicate it. But let’s go out and  meke your own success!”

                Selanjutnya adalah bahagia, membahagiakan dan dibahagiakan. Hal yang satu ini penting adanya disetiap kehidupan. Walau takar ukurnya berbeda beda. Perlu diingat banyak orang mengira bahwa bahagia letaknya ada di pencaharian, sayangnya ternyata bahagia letaknya ada dipenerimaan.

                Kemudian, Saya percaya yang namanya “GIVE & TAKE”. Jadi sesuatu apapun yang kita petik itu adalah buah dari apa yang kita tanam. Apa yang kita dapet sekarang itu merupakan hasil jerih payah sebelumnya. Hasil setara usaha, Jadi jangan mengandalkan peruntungan.

                Kemudian tak lupa usaha, berdoa, dan bersyukur. Ibu berkata kelak ada saatnya tidak ada yang dapat membantumu selain dirimu sendiri.

                Dan yang terakhir “I CAN DO IT!” Apapun itu. Selagi muda banyak banyakin pengalaman, guru terbaik adalah pengalaman. Jangan takut gagal, tidak apa apa gagal  setidaknya saya sudah pernah mencoba melakukan yang terbaik. “You never know if you never try”. Karena orang yang berhasil dan namanya sudah besar pasti mereka juga pernah ada dititik ini.

Minggu, 20 November 2016

Future-Self Called LIFEGOALS!

Holla, bloggie bloggie asiik lagi! 


Bahasan kali ini berat si, kayak punya tanggung jawab sama diri sendiri gitu buat merealisasikannya. It must be a deep talk. So please take a seat, relax and tolong di aamiin kan ya!


Dari kecil pasti setiap orang pernah ditanya apa cita cita nya? Dokter, tentara, sama guru jadi  jawaban favorit saat itu kayaknya. Seiring seseorang bertumbuh, pengetahuannya semakin bertambah, semakin mengerti apa itu future-self, bagaimana peranannya dan lain sebagainya. Oleh karenaitu cita cita yang dirangkai sewaktu kecil dulu dapat berubah. Namun masih banyak juga yang belom dapat mendeskripsikan future-self mereka sendiri karena hal yang berbeda beda.

Dan hal itu terjadi kepada saya. Namun jangan labeli saya dan orang orang seperti saya orang yang tidak memiliki masa depan, atau masa depan suram. Tidak, tidak begitu. Buya Hamka pernah berkata:


Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera di hutan juga bekerja”.

-Buya Hamka-



Iya saya salah, salah saya jika ditanya apa cita citamu dan saya bingung jawabnya. Tapi percayalah saya punya dan tau gimana saya nantinya. Bukannya setiap orang berhak menentukan jalannya sendiri kan? Jadi beginilah jalannya, biar saya ceritakan.

            First of all saya pernah punya cita cita, percayalah. Saya menemukannya ketika saya duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saya orangnya berisik dan sangat interested di musik, dan Almost everytime saya dengerin radio, maka dari itu saya tertarik dengan dunia penyiaran. Dan kemudian hal itulah yang membuat saya sangat amat ingin menjadi penyiar radio. Yang saya ingat saat itu saya selalu tune in ketika segmen #SKULDESAK di 101.4 Trax FM sedang mengudara. Segmen itu berisikan all about dunia SMA dan yang terpenting anak SMA nya juga bisa siaran di segmen itu. Ingin rasanya cepet cepet SMA biar bisa siaran. Dan ketika SMA tiba, dan yang kemudian disusul oleh bungkusnya segmen itu entah mengapa... so sad.

            Donald super pernah mengemukakan teori super yaitu tentang perkembangan karier dan perkembangan hidup. Menurut paham ini, pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Teori perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang sehingga dapat berubah sewaktu waktu.

            saya ingat ketika saya ditanya di kelas minggu lalu, apa cita cita saya atau siapakah saya lima tahun kedepan? Saya menjawab saya akan menjadi karyawan swasta untuk mencari modal dan kemudian membuat lapangan pekerjaan senidiri untuk menghasilkan pundi pundi uang sendiri dan sembari menjadi fashion bloger. Ya kurang lebih begitu namun ada yang salah. Biar saya betulkan.

            Cita cita saya, saya kira general menjadi karyawan perusahaan swasta untuk tetap dengan tujuan memiliki modal untuk membuat suatu usaha sendiri sebagai investasi jangka panjang. Entah membuat suatu clothing line, craft, makanan, kosmetik, or something I never found before so I’ll find soon. Dan untuk menyalurkan hobi berisik saya saya akan tetap nge-blog untuk membuat review review sesuatu mungkin. Saat ini kegiatan seperti itu juga menghasilkan uang kok tenang. Mereka yang menggelutinya disebut Content Creator. 

            Mungkin beberapa orang masih asing dengan sebutan  Content Creator  biar saya jelaskan. Artikel adalah konten. Infografik adalah konten. Komik Instagram adalah konten. Meme yang Anda share tiap hari, adalah konten. Slide yang Anda download, adalah konten. Webseries favorit Anda di YouTube, adalah konten. Tutorial yang Anda baca dan Anda catat, adalah konten. Kosmetik dan skincare yang di review di blog juga konten. Nah mereka semua yang membuat itu disebut Content Creator. Dan cita cita selanjutnya adalah selalu bahagia dan membahagiakan orang di sekitar. 


Lalu bagaimana dengan usaha dan perjuangan untuk mendapatkan ‘Life goals” itu?


For your information Suatu siang dulu sekali saya menemukan notes ini di meja kerja kakak saya, yang berawal cuma asal foto dulu si pas moto cuma sekedar moto, kemudian di simpen di handphone dibaca lagi baca lagi terus kemudian sampe sadar "wah iya juga ya" dan sekarang jadi homescreen dan wallpaper laptop yang berfungsi sebagai reminder.

Waduu apaya I don’t even know as spesifically how to get it, I’ll just try my best si pastinya. Mungkin dari mulai belajar serius supaya kuliahnya lancar dan menghasilkan hasil yang memuaskan. Agar supaya step awalnya bagus. Dan kemudian banyak kepo, banyakin observasi banyakin cari tau hal hal up to date apapun itu supaya memperluas pengetahuan. Banyakin channel pertemanan. Kalo untuk di bidang bisnis sedari sekolah SMA dulu si udah sering ngebisnisin makanan tapi baru lingkup teman teman dekat. Dan Doa, kekuatan doa gak ada yang nandingin si. 


to be noted.



CLICK DOWN BELLOW
⇓⇓⇓





An Nissa
17516966
PSIKOLOGI
1PA01
#SOFTSKILL


Sabtu, 19 November 2016

Sudah "Adil" kah Keadilan?

keadilan adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
                Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
                Keadilan seharusnya memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana. Namun banyak cerminan dari keadilan di indonesia yang belum bisa disebut adil.

Sebagai contoh kasus diatas, nenek Minah tidak pernah menyangka jika perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.

                Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.

Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.

Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja mencuri.
Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.

Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.



Dan kemudian contoh kasus ketidak adilan di indonesia datang dari sulawesi tengah kasus pencurian sandal jepit yang menjadikan AAL (15) pelajar SMK 3, Palu, Sulawesi Tengah, sebagai pesakitan di hadapan meja hijau. Ia dituduh mencuri sandal jepit milik Briptu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulteng. Hanya gara-gara sandal jepit butut AAL terancam hukuman kurungan maksimal lima tahun penjara.

Proses hukum atas AAL pun tampak janggal. Ia didakwa mencuri sandal merek Eiger nomor 43. Namun, bukti yang diajukan adalah sandal merek Ando nomor 9,5. Selama persidangan tak ada satu saksi pun yang melihat langsung apakah sandal merek Ando itu memang diambil AAL di depan kamar Rusdi.

Di persidangan, Rusdi yakin sandal yang diajukan sebagai barang bukti itu adalah miliknya karena, katanya, ia memiliki kontak batin dengan sandal itu. Saat hakim meminta mencoba, tampak jelas sandal Ando itu kekecilan untuk kaki Rusdi yang besar. 

Kaus pencurian sandal ini tidak hanya menjadi perhatian rakyat indonesia bahkan Amerika dan Singapore memerhatikan kasus ini. mereka menuliskan artikel dengan bertuliskan 

"Indonesians have new symbol for injustice: sandals'', ''Indonesians dump flip-flops at police station in symbol of frustration over uneven justice'', serta '' Indonesia fight injustice with sandals''


                Ya sungguh ironi memang, jeas sekali terlihat perbedaannya dengan para penjahat kerah putih. Dari yang hanya memalui hukuman ringan dan bahkan divonis tidak bersalah padahal telah banyak merugikan negara, hingga yang iya memeng dia dihukum kurungan penjara namun masih bisa berjalan jalan diluar hingga berlibur, sungguh lucu memang. 









Meskipun, seyogyanya mencuri atau mengambil barang orang lain sekecil apa pun tanpa izin adalah perbuatan melanggar hukum. Dan hukum harus ditegakkan. Namun, apakah hal itu sudah sesuai rasa keadilan di masyarakat?

Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam Prasodjo pernah mengatakan bahwa, hukuman yang diberikan kepada Nenek Minah dan AAL itu menggambarkan bahwa proses hukum yang mati dari tujuan hukum itu sendiri. Hukum, kata dia, hanya mengikuti aturan formal, tidak memperhitungkan subtansi dan hati nurani.

Guru Besar Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan kini hukum hanya tajam jika kebawah dan tumpul jika berhadapan dengan kalangan atas. Pemerintah, menurut Hikmahanto, seharusnya peka terhadap rasa ketidakadilan yang terus dialami rakyat. Hakim terlalu legalistik jika pihak yang lemah menjadi terdakwa. Untuk kasus korupsi, hakim justru tak menggunakan kacamata kuda, tetapi seolah-olah memahami tuduhan korupsi tak terbukti dengan melihat konteks. 

Sebenarnya ada apa dengan dunia hukum kita?. 
Siapa pun orangnya sama di hadapan hukum,Itu benar seratus persen. Namun kenyataannya dinegara kita ini berbeda. Tidak semua orang sama di depan hukum.di Negara ini jika orang besar dituduh berbuat kesalahan apalagi yang dituduh mempunyai kekuasaan meskipun jelas ada bukti bersalah,
Tak langsung menerima hukuman. Proses pengadilannya bisa diulur-ulur atau ditunda-tunda,bahkan bisa sampai ''hilang'' di tengah jalan. 
Berbeda dengan orang kecil yang dituduh berbuat kesalahan,''cepat'' dijatuhi hukuman,padahal banyak kejadian,kemudian terbukti dia tidak bersalah. Tapi dia sempat menjalani hukuman sampai bertahun-tahun. Tidak ada ganti rugi apapun dari pemerintah. 
Jadi hukum yang bagaimana yang harus ditegakkan di Negara ini? Yang Sering kali para pemimpin bangsa ini menyuarakannya di media-media. Apakah hanya hukum yang berdasar pasal demi pasal? Atau hukum yang berkeadilan,berhati nurani,dan bukan hukum yang buta?. 




CLICK DOWN BELLOW 
⇓⇓⇓



An Nissa
17516966
PSIKOLOGI
1PA01









Post Ads (Documentation Required)

Author Info (Documentation Required)